Intervensi Psikologi: Token Economy untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial Anak

Intervensi Psikologi:
Terapi Perilaku dengan teknik Token Economy untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial Anak


Intervensi yang akan diberikan pada klien pemeriksaan kali ini adalah terapi perilaku. Terapi dalam psikologi menurut himpunan psikologi Indonesia (2010) adalah kegiatan yang dilakukan untuk penyembuhan dari gangguan psikologis atau masalah kepribadian dengan menggunakan prosedur baku berdasar teori yang relevan dengan ilmu psikoterapi. Subandi (2002) memperkenalkan istilah psikoterapi ketika mendefinisikan terapi dalam psikologi. Psikoterapi suatu proses formal interaksi antara profesional dan klien dengan tujuan untuk melakukan perubahan dan penyembuhan terhadap kondisi yang dikeluhkan oleh klien. Proses professional juga berkaitan dengan keberadaan kode etik dalam psikologi. Jadi, tindakan intervensi haruslah dilandasi dengan hasil asesmen yang adekuat (Prawitasari, 2002).
Pelaksanaan terapi dalam penanganan psikologis ini dikhususkan pada terapi perilaku. Terapi perilaku yang berangkat dari sebuah asumsi dasar bahwa semua perilaku diperoleh dari proses belajar. Terapi perilaku pada dasarnya diarahkan pada tujuan-tujuan memperoleh tingkah laku baru, penghapusan tingkah laku yang maladaptif, serta memperkuat dan mempertahankan perilaku yang diinginkan (Corey, 2013). Prawitasari (2002) juga menambahkan bahwa salah satu tujuan dari terapi perilaku adalah menyiapkan situasi belajar baru yang dapat digunakan untuk mengganti kebiasaan-kebiasaan yang kurang adaptif menjadi kebiasaan-kebiasaan yang adaptif.
Elliott dan Busse (1991) menjelaskan bahwa terapi perilaku dengan prosedur pengkondisian operant berfokus pada perilaku yang tampak, dapat diobservasi, dan terdapat kejadian yang berupa antecendent dan consequence ketika perilaku tersebut terjadi. Kontrol pada perilaku kadang diperoleh melalui pemberian penguatan atau hukuman pada perilaku yang terlihat. Metode ini umumnya digunakan untuk meningkatkan social skill performance.
Teknik terapi perilaku yang digunakan pada klien adalah token economy. Corey (2013) menjelaskan bahwa token economy dapat digunakan untuk membentuk tingkah laku yang diinginkan. Token economy merupakan salah satu contoh penguatan ekstrinsik yang menjadikan individu-individu lain melakukan sesuatu karena mengharapkan sesuatu. Perlu diketahui bahwa tujuan dari teknik ini adalah untuk mengubah motivasi yang ekstrinsik menjadi motivasi instrinsik. Sehingga perilaku yang tadinya hadirkan karena ada yang diharapkan menjadi perilaku yang muncul tanpa mengharapkan sesuatu lagi dan menetap lalu menjadi sebuah kebiasaan yang tercerminkan dalam perilaku klien.
Sistem pendidikan telah mengaplikasikan metode token economy untuk menangani siswa selama beberapa dekade terakhir ini. Kebutuhan dunia pendidikan yang cukup banyak dengan banyaknya karakteristik peserta didik menjadikan token ekonomi salah satu alternatif yang cukup dipertimbangkan untuk menangani siswa. Token economy terbukti mampu meningkatkan keterampilan sosial dan akademik anak dengan memberikan konsekuensi positif pada perilaku yang diinginkan. Anak dapat menunjukkan perilaku pro sosial dan pro akademik ketika anak mendapatkan konsekuensi yang menyenangkan dari setiap perilakunya dan hal tersebut juga yang membuat anak termotivasi untuk mengulangi kembali prilaku pro sosial dan pro akademiknya (Doll, Barretto & McLaughlin, 2013). McLaughlin dan Malaby (Doll, Barretto & McLaughlin, 2013) melakukan sebuah penelitian di sekolah dasar dengan membandingkan antara kelas yang diberikan token ekonomi dan kelas tanpa diberikan token ekonomi dengan tujuan membentuk beberapa target perilaku. Hasilnya adalah kelas yang diberikan token ekonomi mencapai target perilaku lebih tinggi dibandingkan kelas yang tidak diberikan token ekonomi.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Boniecki dan Moore (2003) menjelaskan bahwa pemberian token economy pada siswa di kelas besar akan secara langsung maupun tidak langsung mengarahkan siswa untuk terlibat dalam proses pembelajaran secara intens walaupun hanya sebatas pastisipasi dalam memperhatian materi pemberian guru. Khususnya mampu meningkatkan keterlibatan anak dalam pengerjaan tugas. Adapun pertimbangan pemberian token ecomony langsung difokuskan pada kondisi di kelas karena perlakuan diberikan pada situasi yang sebenarnya dimana  anak memperlihatkan perilaku yang tidak diharapkan kemungkinan besar akan berubah dan perubahannya tersebut dapat bersifat menetap walaupun tanpa pemberian reinforcement (Lampord, 2012). Selain itu menurut Lampord (2012) pemberian perlakuan pada anak di dalam kelas juga akan dikuatkan dengan adanya interaksi sosial anak dengan guru dan teman kelas yang secara tidak langsung mampu menjadi support social bagi anak.
Pada pelaksanaan token economy menurut Carbone (2001 dalam Reiber & McLaughlin, 2004) bahwa terdapat lima proses yang harus dijalani seorang terapis jika ingin mengaplikasikan metode tersebut. Pertama, terapis membahas permasalahan yang dianggap perlu untuk ditangani bersama dengan klien. Klien dibuat menyadari dan memahami permasalahan yang ada pada dirinya dan sepakat untuk mengubah perilakuknya tersebut. Kedua, terapis dan klien melakukan pembicaraan untuk menyepakati reward apa yang akan diberikan ketika klien memperlihatkan perilaku yang diinginkan dan punishment apa yang diberikan ketika klien memperlihatkan perilaku yang tidak diharapkan. Ketiga, memberikan penjelasan mengenai proses pengumpulan koin dan criteria penukaran koin menjadi sebuah hadih yang sangat detail kepada klien sehingga klien mengerti prosesnya. Keempat, pastikan klien melakukan pengumpulan koin dan penukaran koin dengan hadiah pada frekuensi yang stabil sehingga perilaku klien dapat secara tidak langsung termodifikasi untuk menampilkan perilaku yang sudah dikondisikan sebelumnya. Terakhir, prosedur token economy ini diharapkan mampu menghadirkan perilaku klien yang diinginkan dan pada akhirnya perilaku tersebut menetap karena sudah menjadi kebiasaan klien. Pengumpulan koin dalam hal ini bisa diganti dengan benda lain atau cara lain.

Sumber:
MODUL INTERVENSI
“TOKEN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN SOCIAL SKILLS PERFORMANCE ANAK”

REZKI SUCI QAMARIA (2015)

No comments for "Intervensi Psikologi: Token Economy untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial Anak"