Teori Psikologi Klinis: Teori Gangguan Mood dan Terapi Gangguan Mood
Teori Psikologi Klinis: Teori Gangguan Mood dan Terapi Gangguan Mood
Depresi telah diteliti dari beberapa perspektif. Di sini akan dibahas pandangan psikoanalisis (teori psikoanalisis depresi) yang menitikberatkan pada berbagai konflik bawah sadar yang berhubungan dengan duka dan kehilangan. Berbagai teori kognitif (teori kognitif depresi) yang memfokuskan pada proses berfikir yang menghancurkan diri sendiri pada penderita depresi, dan faktor-faktor interpersonal (teori interpersonal depresi) menitikberatkan pola interaksi negative penderita depresi dengan orang lain dan teratir teori yang dikemukakan adalah teori psikologis depress) (Gerald. C. D, 2006).
Teori Biologis Gangguan Mood
Karena proses-proses biologis diketahui memiliki dampak besar terhadap mood, tidak mengherankan bila para peneliti berupaya menemukan berbagai penyebab biologis depresi dan mania. Terlebih lagi, proses biologis yang terganggu pasti merupakan bagian rantai kausal jika predisaposisigangguan mood dapat diturunkan secara genetic (Data genetic) akan memberkan dukungan terhadap pandangan bahwa gangguan tersebut memiliki basis biologis. Efektivitas berbagai terapi obat yang meningkatkan kadar beberapa neurotransmitter tertentu dalam penanganan gangguan mood (neurokimia dan gangguan mood) juga menunjukkan bahwa faktor-faktor biologis merupakan hal penting dan tak lupa pula teori yang ikut menyumbangkan idenya adalah system neuroendokrim dan teori terpadu gangguan bipolar).
Terapi-Terapi Gangguan Mood
Beberapa terapi psikologis efektif bagi depresi.Penanganan psikoanalisis mencoba memberikan insight kepada pasien mengenai peristiwa kehilangan pada masa kanak-kanak dan ketidakmampuan serta sikap menyalahkan diri sendiri yang dialami kemudian. Tujuan terapi kognitif Beck adalah mengungkap pola pikir yang negative dan tidak logis dan mengajarkan cara pandang yang lebih realistis terhadap berbagai peristiwa, diri sendiri, dan masalah yang dialami. Terapi interpersonal yang memfokuska pada interaksi sosial pasien depresi, juga dapat menjadi efektif.Berbagai terapi psikologis juga tampak menjanjikan unutk menangani pasien bipolar.
Berbagai penanganan biologis sering kali digunakanbersama dengan penanganan psikologis.Terapi kejut listrik eletrokonvulsif (electroconvulsive shock) dan beberapa obat-obatan antidepresan (trisiklik, penghambat pengembalian serotonin selektif, dan menghambat MAO) telah terbukti efektif menghilangkan depresi.Pasien dapat terhindar dari periode manik dan depresif yang berlebihan dengan menggunakan lithium karbonat secara hati-hati.
No comments for "Teori Psikologi Klinis: Teori Gangguan Mood dan Terapi Gangguan Mood"
Post a Comment