Intervensi: Terapi Humor dan Terapi Tawa
Intervensi: Terapi Humor dan Terapi Tawa
Safaria dan Saputra (2012) memaparkan cara penerapan terapi humor pada diri sendiri dengan tujuan untuk menyeimbangkan emosi individu. Apabila individu merasa bahwa dalam dirinya terdapat emosi negatif yang lebih dominan alangkah baiknya mencoba tahapan penerapan terapi humor sebagai berikut:
a. Bagi individu yang sibuk diharapkan meluangkan waktunya untuk menikmati acara televisi atau film yang lucu. Hal tersebut akan membuat individu untuk sementara melupakan pekerjaan-pekerjaannya yang menimbulkan rasa tertekan atau stress.
b. Membaca buku dengan cerita lucu dalam seminggu minimal tiga kali. Membaca buku humor ini disesuaikan dengan umur dan minat individu dalam memilih buku yang tepat.
c. Luangkan waktu untuk melakukan percakapan yang penuh humor dengan, keluarga, teman, rekan kerja, sahabat, dan pasangan. Pada bagian ini, menekankan bahwa komunikasi dengan individu yang secara afeksi nyaman dengannya. Hal tersebut akan membantu individu memperoleh kepuasaan dan kenyamanan dari humor yang dilakukan.
d. Perbanyaklah tersenyum. Senyuman akan merangsang individu merasa nyaman dan tenang.
e. Menghadapi persoalan dengan melihat sisi lucu pada masalah tersebut. Salah satu cara efektif untuk menyelesaikan sebuah permasalahan adalah dengan menghadapi masalah tersebut dengan humor, bukan dengan kondisi yang tegang dan tertekan atau kesannya kaku.
f. Lakukan terapi tawa. Seperti, mengucapkan kata :ha ha ha ha ha…” sambil melakukan gerakan-gerakan lucu dengan pasangan atau teman. Sebaiknya sering tertawa bersama dengan teman-teman disekitar agar bisa saling membagi energi yang positif.
Sebagaimana terapi lainnya, menurut Safaria dan Saputra (2012) terapi humor juga memiliki kelebihan dan kekurangan terapi humor adalah sebagai berikut :
a. Kelebihan Terapi Humor
a) Mudah dan efisien, terapi humor dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja serta tidak terbatas oleh peralatan tertentu apapun.
b) Murah, terapi humor tidak harus menuntut kehadiran seseorang yang khusus seperti terapis, sehingga terapi ini dapat dilakukan secara mandiri baik oleh individu maupun kelompok.
c) Efektif dan sederhana, terapi humor dapat digunakan baik secara individual maupun kelompok. Umumnya terapi humor baik digunakan dalam kelompok-kelompok kecil, dan tidak ada materi-materi khusus yang digunakan sebagai stimulus humor. Masing-masing individu bebas mengaplikasikan rangsangan yang menurutnya cocok untuk dijadikan bahan humor.
b. Kekurangan Terapi Humor
a) Terapi humor tidak dapat diterapkan pada individu dengan gangguan kesehatan seperti hernia, penyakit jantung dengan sesak napas, pasca operasi, peranakan turun, kehamilan, tuberculosis, dan komplikasi mata (Kataria dalam Safaria & Saputra, 2012)
b) Adanya penghalang pada diri individu yaitu sense of humor. Yakni tingkat kepekaan individu dalam menerima dan merespon humor. Dalam dunia nyata, tidak semua individu memiliki sense of humor yang tinggi. Bagi individu yang memiliki sense of humor yang rendah, maka terapis atau penyampai humor akan menemukan sedikit kesulitan untuk dapat membuat individu tersebut merespon humor sebagai mana harapan penyampai humor.
Terapi Tawa
Penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo dan Nurtjahjanti (2012) menyebutkan bahwa terapi tawa dan humor itu sama, namun kebanyakan penelitian membedakan kedua terapi tersebut. Terapi tawa adalah cara alami untuk menghadapi sakit mental dan perasaan tertekan. Meskipun cara ini tidak dijamin berhasil untuk semua kasus, dan keberhasilannya tergantung pada seberapa lama gangguan itu dialami, akan tetapi setidak-tidaknya tersenyum akan membuat penderita lebih riang dan sementara terbebas dari masalah. Terapi tawa terdiri dari tiga tahap utama yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip psikologi yang dapat berfungsi menurunkan gejala-gejala stress (Prasetyo & Nurtjahjanti, 2012). Berikut dipaparkan tahapan terapi tawa:
a. Persipan
Bagian persiapan yaitu breathing (Pernafasan). Pernafasan penting untuk kehidupan. Pernafasan yang tepat merupakan penawar stres. Dalam bernafas, diafragma ikut mengambil peranan yang cukup penting. Diafragma memisahkan antara dada dan perut. Sekalipun manusia dapat mengembangkan dan mengerutkan diafragma secara disadari, umumnya hal ini berjalan dengan otomatis. Ketika manusia mengalami stres mengakibatkan proses bernafas yang cepat dan terburu-buru, untuk melepaskan kondisi stres dapat dilakukan dengan cara menghirup udara sebanyak-banyaknya dan menghembuskan secara perlahan. Di dalam sesi klub tawa, pernafasan ini disebut sebagai pranayama.
b. Inti
a) Physical Relaxation Physical Relaxation merupakan bagian terpenting dari beberapa gerakan tawa yoga, yaitu pada gerakan tepuk tangan berirama dan teknik-teknik tawa yoga. Gerakan tepuk tangan berirama dilakukan di awal sebelum masuk ke sesi utama tawa yoga. Gerakan ini merupakan latihan pemanasan yang merangsang titik-titik acupressure (pijat ala akupunktur) di telapak tangan dan membantu menciptakan rasa nyaman serta meningkatkan energi. Pada langkah ketiga yaitu latihan bahu, leher dan peregangan juga merupakan salah satu bentuk relaksasi fisik yang dilakukan sebelum melakukan gerakan tawa.
b) Mengembangkan Kemampuan Komunikasi. Tawa menyatukan orang dan memperbaiki hubungan interpersonal.
c) Mencari Social Support Social support merupakan salah satu teknik melakukan coping terhadap stres. Seluruh gerakan tawa melibatkan interaksi dari orang lain. Gerakan yang khusus mencari Social Support muncul pada beberapa langkah yaitu tawa sapaan, tawa penghargaan, tawa hening tanpa suara, tawa bersenandung dengan mulut tertutup, tawa mengayun, tawa singa, tawa ponsel, tawa memaafkan dan keakraban.
c. Penutup
Mental Relaxation Mental relaxation terdapat pada penutupan akhir sesi tawa yaitu meneriakkan 2 slogan dan saat teduh dengan mengangkat kedua tangan ke atas dan memejamkan mata dalam beberapa menit.
Berdasarkan hasil analisis data peneliti dan evaluasi pelaksanaan terapi tawa, dapat disimpulkan bahwa terapi tawa dapat diberikan untuk menurunkan stres kerja pegawai PT. KAI. Penurunan stres kerja tersebut dipengaruhi oleh komitmen dan kesediaan subjek menerapkan terapi tawa. Terapi tawa juga akan lebih efektif memberikan manfaat jika diterapkan sebagai program yang berkesinambungan.
No comments for "Intervensi: Terapi Humor dan Terapi Tawa"
Post a Comment