Konselor yang Efektif

Konselor yang Efektif

Karakteristik Konselor yang Efektif Menurut  George dan Cristiani

George & Cristiani (1981 dalam Gunarsa, 2009) mengintisarikan dari mengenai ciri-ciri konselor yang efektif menjadi 6 bagian yaitu konselor yang efektif dan menerima pengalaman sendiri, konselor yang efektif menyadari akan nilai dan pendapatannya sendiri, konselor yang efektif bisa membina hubungan hangat dan mendalam dengan orang lain, konselor yang efektif bisa membiarkan diri sendiri terlihat orang lain sebagaimana adanya, konselor yang efektif menerima tanggung jawab pribadi dari perilakunya sendiri, dan konselor yang efektif mengembangkan tingkatan aspirasi yang realistik.

1. Konselor yang Efektif Terbuka dan Menerima Pengalaman Sendiri.

Keterbukaan di sini diartikan keterbukaan akan diri sendiri, sekalipun tidak perlu ditunjukkan kepada orang lain. Menerima pengalaman diri sendiri diartikan menerima berbagai kehidupan perasaan yang di rasakan dan dialami sebagaimana adanya, agar dia bisa menguasai prilakunya. Dengan menyadari akan reaksi-reaksi emosinya sendiri, seseorang bisa memilih hal-hal yang perlu dilakukan dan tidak menuruti perasaan yang kemudian mendorong seseorang melakukan perbuatan tanpa disadari. Dalam hal seperti ini, maka klien akan lebih mudah terpengaruh melalui pengamatan dan penilaian terhadap konselor yang tengah membantu dirinya.

2. Konselor yang Efektif Menyadari akan Nilai dan Pendapatannya Sendiri

Ia mengerti apa yang penting baginya dan menentukan norma-norma untuk kehidupannya. Ia bisa memutuskan dan menentukan prilaku-prilaku yang sesuai dengan system nilai yang dianutnya. Ia juga bisa menemukan peranan yang berarti dalam kehidupannya yang memberinya petunjuk yang berhubungan dengan orang lain dan lingkungan disekitarnya. Ia juga bisa menghindari pola prilaku yang tidak efektif dan tidak konsisten dan sebaliknya bisa melibatkan dalam prilaku yang positif dan bermanfaat. Mengenai system nilai yang dimiliki oleh konselor, oleh George & Cristiani [1981] ditekan sekali pentingnya hal ini diperhatikan dalam hubungan dengan kegiatannya dan peranannya sebagai konselor. Pengaruh system nilai yang dianut oleh konselor tidak mungkin dihindari dalam hubungannya dengan klien, sengaja atau tidak sengaja, disadari atau tidak atau kurang disadari. Hubungan yang terjalin dalam suasana akrab yang kadang-kadang terjadi untuk jangka waktu lama, pasti tidak terelak lagi akan melibatkan system nilai pada konselor yang ditransformasikan kepada klien. Bahwa hal seperti ini bisa terjadi, mudah dan bisa diterima. Namun yang menjadi persoalan adalah seberapa jauh terjadinya transfer system nilai, karena pihak lain, sesuai pula dengan kode Etik, maka klien adalah pribadi dengan kepribadiannya sendiri, termasuk system nilai yang dianutnnya dan yang harus dihargai. Adanya perbedaan seringkali menimbulkan situasi konflik dan dalam hal seperti inilah dibutuhkan kemantapan sebagai pribadi yang bisa dipupuk antara lain melalui pengalaman.

3. Konselor yang Efektif Bisa Membina Hubungan Hangat dan Mendalam Dengan Orang Lain

Ia bisa menhargai orang lain sebagai orang lain, dengan kehidupan perasaan  dan pendapatnya. Ia bisa memperlihatkan kehangatan terhadap orang lain, kehangatan yang mengandung arti melindungi dan menjaga orang lain yang diperlihatkan dengan cukup bebas tanpa khawatir akan memperoleh reaksi negative dari orang lain. Kehangatan dan kebiasaan terhadap orang lain, tentu saja menimbulkan salah tafsir bahwa ia mau berbuat dan berkorban apa saja buat orang lain. Karena itu masih ada selalu jarak yang harus dipertahanka, artinya tidak akan terlibat terlalu jauh dengan orang lain, sambil tetap merasa bebas untuk berhubungan secara hangat dan mendala, tanpa timbul keklhawatiran yang berlebihan.

4. Konselor Yang Efektif Bisa Membiarkan Diri Sendiri Terlihat Orang Lain Sebagaimana Adanya

Ciri seperti ini diperlihatkan dengan sikap wajar. Jika seseorang sudah bisa memahami dan menerima kehidupan perasaannya sesuai dengan pengalamannya,  ia tidak perlu memaksakan perasaannya kepada orang lain, juga tidak perlu menutupi diri sehingga orang lain melakukan suatu penilaian tertentu. Seseorang yang memperlihatkan diri secara wajar, berarti mau menjadi dirinya sendiri dan mau pula mengekspresikan diri melalui perkataan, perasaan dan perilakunya.

5. Konselor yang Efektif Menerima Tanggung Jawab Pribadi Dari Perilakunya Sendiri

Konselor yang efektif mampu mengatasi kegagalan dan kelemahan dan sebaliknya tidak menolak sebagaimana adanya atau menyalahkan orang lain. Kemauan menerima tanggung jawab pribadi berarti bahwa ia juga bisa menerima kritik dengan reaksi yang baik, yang lebih konstruktif dan tidak sebaliknya yaitu justru terus menerus mempertahankan dan melindungi diri.

6. Konselor yang Efektif Mengembangkan Tingkatan Aspirasi Yang Realistik

Biasanya seseorang akan meningkatkan sedikit sasaran yang ingin dicari kalau ia berhasil dan sebaliknya akan sedikit menurunkan kalau ia gagal. Hal ini dilakukan untuk menghindari suatu yang tidak enak kalau mencapai sesuatu terlalu mudah atau terus menerus mengalami kegagalan. Konselor yang efektif bisa menilai seberapa jauh sesuatu tujuan ditempatkan sesuai dengan kenyataan atau keadaan yang dimiliki untuk bisa mencapainya.

Konselor sebagai pribadi dengan segala karasteristiknya dengan demikian sangat berpengaruh terhadap perannya sebagai konselor, apakah akan efektif atau sebaliknya tidak efektif. Mengenai koselor sebagai pribadi, dibawah ini dikemukakan suatu daftar karasteristik kepribadian dari seseorang terapis yang dikemukakan oleh Corey dalam bukunya dengan edisi terbaru, yakni tahun1991, sebagai perhatian dari apa yang dikemukakan pada tahun 1977. Diakuinya bahwa daftar karakteristik kepribadiannya bukan merupakan daftar yang kaku, yang harus dimiliki atau dicontoh oleh para terapis, namun sebagai rangsangan untuk memeriksa diri sendiri mengenai pendapatnya bagaimana gambaran seseorang yang bisa membuat sesuatu yang sangat berbeda didalam kehidupan orang lain.

No comments for "Konselor yang Efektif"