Teori Psikologi Klinis: Gangguan Mood

GANGGUAN MOOD



Definisi Gangguan Mood
Menurut John W. Santrock dalam Psikologi the Science of Mind and Behaviour:
kelainan psikologis yang ditandai meluasnya irama emosional seseorang, mulai dari rentang depresi sampai gembira yang berlebihan(euforia), gerak yang berlebihan (agitation).
Menurut Patricia D. Barry dalam Mental Health and Mental Ilness:
gangguan mental afektif (gangguan alam perasaan) meliputi kondisi mental yang menyebabkan perubahan alam perasaan seseorang (yang dikenal dengan afek) atau keadaan emosional dalam periode waktu yang panjang.
Klasifikasi Gangguan Mood
1. Depresi
Depresi merupakan kondisi emosional yang biasanya ditandai dengan kesedihan yang amat sangat, perasaan tidak berarti yang bersalah, menarik diri dari oang lain, dan tidak dapat tidur, kehilangan selera makan, hasrat seksual, dan minat serta kesenangan dalam beraktivitas yang biasanya dilakukan.
2. Mania
Mania adalah kondisi emosional atau mood yang intens, namun merupakan kegembiraan yang amat sangat tidak beralasan atau mudah tersinggung yang disertai hiperaktivitas, banyak bicara, pikiran yang melompat-lompat, perhatian yang mudah teralih, dan rencana yang tidak praktis serta kebesaran (grandiose).

Karakteristik Umum Gangguan Mood
Gangguan mood mencakup berbagai gangguan emosi yang membuat seseorang tidak dapat berfungsi, mulai dari kesedihan pada depresi hingga euphoria yang tidak realistis dan iritabilitas pada manusia.
Depresi merupakan kondisi emosional  yang biasanya ditandai dengan kesedihan yang amat sangat, perasaan tidak berarti dan bersalah; menarik diri dari orang lain; dan tidak dapat tidur, kehilangan selera makan, hasrat sesksual, dan minat serta kesenangan dalam aktifitas yang biasanya dilakukan. Sebagaimana sebagian besar dari kita kadang-kadang mengalami kecemasan, demikian juga kita mengalami kesedihan pada suatu masa dalam hidup kita meskipun mungkin tidak dengan kadar atau frekuensi yang cukup untuk menegakkan diagnosis depresi. Depresi seringkali berhubungan ,atau  komorbid dengan berbagai masalah psikologis lain, seperti serangan panic, penyalahgunaan zat, disfungsi seksual dan gangguan kepribadian.
Mania-Gejala dan Simptom
Manik adalah kondisi emosial atau mood yang intens, namun merupakan kegembiraan amat sangat yang tidak beralasan atau mudah tersinggung yang disertai hiperaktivitas, banyak berbicara, pemikiran yang melompat-lompat perhatian yang mudah teralih, dan rencana yang tidak praktis serta kebesaran (grandiose).Beberapa orang yang mengalami beberapa periode episodic depresi pada waktu-waktu tertentu secara tiba-tiba juga menjadi manik.Meskipun terdapat berbagai laporan klinis mengenai individu-individu yang mengalami mania, namun tidak mengalami depresi, kondisi ini cukup jarang ditemukan di rumah sakit.

Daftar Diagnostik Resmi Gangguan Mood
Dua gangguan mood yang terdapat dalam DSM-IV-TR adalah depresi mayor, yang juga disebut depresi unipolar dan gangguan dipolar.
Diagnosis Depresi
Diagnosis resmi depresi mayor dalam DSM-IV-TR memrlukan mood depresi atau hilangnya minat dan kesenangan yang berlangsung selama sekurang-kurangnya dua minggu.Selain itu, penegakkan diagnosis memerlukan hadirnya empat simtom tambahan, seperti gangguan tidur atau nafsu makan, kehilangan energy, perasaan tidak berarti, pikiran untuk bunuh diri, dan sulit berkonsentrasi.
Diagnosis Gangguan Bipolar
DSM-IV-TR mendefinisikan gangguan bipolar I sebagai gangguan yang mencangkup episode mania atau episode campuran yang mencakup simtom simtom mania dan depresi.Diagnosis resmi episode mania memerlukan adanya mood yang melambung atau mudah tersinggung ditambah tiga simtom tambahan.
Heterogenitas Dalam Kategori
Masalah dalam klasifikasi gangguan mood adalah heterogenitasnya yang sangat besar yaitu:Orang-orang yang mendapatkan diagnosis sama dapat sangat berbeda satu sama lain. Beberapa pasien gangguan bipolar, contohnya, mengalami seluruh simtom-simtom mania dan depresi hampir setiap hari disebut episode campuran. Beberapa pasien lain hanya mengalami simtom-simtom mania atau depresi selama episode klinis.

Gejala Gangguan Mood
a. Kemurungan, kesedihan, kelesuan, hilangnya gairah hidup, tidak ada semangat, merasa tidak berdaya, perasaan bersalah atau berdosa, tidak berguna dan putus asa.
b. Gejala penyerta : sulit konsentrasi dan daya ingat menurun, nafsu makan dan berat badan menurun, gangguan tidur disertai mimpi-mimpi yang tidak menyenangkan, agitasi/retardasi motorik, hilangnya perasaan senang, meninggalkan hobi, kreatifitas dan produktifitas menurun.

Tipe-Tipe Gangguan Mood
Gangguan-gangguan Depresi (Gangguan Unipolar)
a. Gangguan Depresi Mayor
b. Gangguan Distimik
Gangguan-gangguan Perubahan Mood (Gangguan Bipolar)
a. Gangguan Bipolar
b. Gangguan Siklotimik
c. Gangguan Depresi Mayor
d. Gangguan depresi mayor adalah suatu mood yang parah yang ditandai oleh episode-episode depresi mayor. Dalam episode depresi mayor, orang tersebut mengalami salah satu di antara mood depresi (merasa sedih, putus asa, atau “terpuruk”) atau kehilangan minat/rasa senang dalam semua atau berbagai aktivitas untuk periode waktu paling sedikit 2 minggu (APA, 2000).

Ganggguan Mood Kronis
DSM-IV-TR mencantumkan dua gangguan yang berlangsung lama atau kronis di mana terganggunya mood merupakan ciri domain. Simptom-simptom gangguan ini harus terjadi selama sekurang-kurangnya dua tahun, namun dianggap tidak cukup menghambat keberfungsian sosial, sehingga tidak dapat didiagnosis sebagai episode depresif mayor.
Dalam gangguan siklotimik, penderita sering mengalami berbagai periode mood tertekan dan hipomania. Berbagai periode tersebut dapat bercampur dengan dengan berbagai periode mood normal yang berlangsung selama dua bulan. Orang-orang yang mengalami gangguan siklotimik dapat mengalami serangkaian simptom berpasangan dalam periode depresi dan hipomania yang mereka alami.saat dalam depresi, mereka menarik diri dari orang-orang kemudian mendekati orang-orang dengan sangat terbuka. Para pasien siklotimik yang depresi mengalami kesulitan konsentrasi dan produktivitas verbalnya menurun dan pada saat hipomania, pikiran mereka menjadi tajam dan kreatif, dan produktivitasnya meningkat.
Orang yang menderita gangguan distimik mengalami depresi kronis. Selain merasa sedih dan hanya merasakan sedikit kesenangan, orang bersangkutan mengalami beberapa gejala depresi, seperti insomnia atau terlalu banyak tidur,merasa tidak mampu,kurang energi, pesimis, tidak mampu berkonsentrasi dan untuk berpikir jernih dan keinginan untuk menghindari orang lain. Pembeda distimia dan depresi mayor adalah durasi, tipe dan banyaknya simptom.
Seperti disebutkan di atas, siklotimia dan distimia sering sekali dianggap sebagai gangguan mood yang tidak parah. Meskipun demikian, menilik simptom-simptomnya yang kronis dan berat, kita harus mempertanyakan apakah pengukuran tersebut akurat.
Dampak Gangguan Mood terhadap Kreativitas dan Emosi
Gangguan Mood dan Kreativitas
Dalam suatu analisis yang menarik tentang komposisi musical Robert Schumann, Weisberg (1994) dalam Gerald. C. D (2006) menunjukkan bahwa Schumann menciptakan lebih  banyak karyanya dalam periode hipomania dibanding dalam periode depresi. Meskipun demikian, bukan berarti karya-karya yang diciptakan dalam kondisi hipomania mempunyai kualitas lebih baik dibanding karya-karya yang diciptakan dalam kondisi depress. Weisberg menyimpulkan bahwa berbagai perubahan mood memengaruhi motivasi untuk menciptakan karya-karya kreatif dan bukan mempengaruhi proses kreatif itu sendiri.
Gangguan Mood dan Emosi
Sejumlah studi menunjukkan bahwa para penderita depresi menunjukkan lebih sedikit ekspresi wajah positif dan menuturkan memiliki sedikit emosi menyenangkan ketika mendapat stimulus menyenangkan dibandingkan dengan oang-orang yang tidak menderita depresi (Berenbaum & Oltmans, 2001 dalam Gerald. C. D, 2006).

No comments for "Teori Psikologi Klinis: Gangguan Mood"